Judul : Transformasi Intan Jaya
Penulis : Apolos Bagau, ST
Penerbit : Tollelegi
188 Halaman, cetakan pertama : Desember 2023
ISBN :
Penerbit : Tollelegi
Buku “Transformasi Intan Jaya merupakan buku yang ketiga yang ditulis oleh Apolos Bagau,ST. Buku pertama berjudul “Menatap Intan Jaya Bermartabat: Motivasi, Renovasi, dan Inovasi” dan buku kedua “Merawat Jejak Pendidikan Migani-Intan Jaya: Aku Ada Bersama Mereka.”
Penulis saat ini menjabat Penjabat (Pj) Bupati Intan Jaya. Sesuai dengan judul buku ini yakni “transformasi Intan Jaya”, buku ini mengusung tema tentang kebutuhan akan perubahan di Intan Jaya. Perubahan untuk semua, bukan saja masyarakatnya, melainkan juga pemerintah dan birokrasi di Intan Jaya. Tema ini penting karena, pertama, untuk mengejar ketertinggalan dengan daerah-daerah lain yang sudah maju kita membutuhkan cara-cara lain yang lebih menyentuh kebutuhan masyarakat.
Kedua, situasi masyarakat kini yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi digital menghendaki mmasyarakat untuk berubah. Adagium Latin menyebut Tempora mutantur, nos et mutamur in illis, yang artinya waktu telah berubah, kita pun ikut berubah. Dari adagium itu, kita bisa memahami bahwa bertransformasi adalah keniscayaan.
Sebagai seseorang yang dipercayai menjadi penjabat bupati, menurut Apolos, tugasnya tidak lepas dari tugas seorang pemimpin. Pemimpin memegang peran penting dalam menentukan masa depan organisasi yang dinahkodainya. Catatan-catatan saya dalam buku ini mau menunjukkan hal itu, yang ingin dia bagikan kepada siapapun, bahwa pemimpin harus dapat membawa masyarakatnya menuju kehidupan yang lebih baik.
Berbicara dalam konteks yang lebih luas, terutama perubahan masyarakat Intan Jaya, menurut penulis, perlu lebih banyak lagi mendiskusikan tentang gagasan dan tindakan perubahan ini. Begitu pun, kata penulis, Jika kita menghendaki perubahan yang berarti untuk masyarakat, maka tidak ada cari lain, perubahan itu harus menjadi tekad bersama pemerintah dan masyarakat.
Mengapa “transformasi” yang dipilih? Menurutnya, nilai-nilai dan kebiasaan baik dalam hidup keseharian masyarakat Intan Jaya tidak bisa ditinggalkan begitu saja hanya demi suatu perubahan, melainkan hal-hal yang baik dapat dilanjutkan dengan perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Ini artinya, untuk Intan Jaya, tidak sekadar perubahan, melainkan perubahan yang didasarkan pada sesuatu yang telah dimiliki dan diinginkan oleh masyarakat, serta benar-benar menjadi kebutuhan masa depan masyarakat. Ini juga berarti bahwa kita tidak sekadar mengelus-elus masa lalu, atau menjalankan hal-hal yang sudah dianggap biasa walaupun hal itu sudah ketinggalan zaman. Bagaimanapun zaman semakin kompleks. Kita membutuhkan generasi-generasi Intan Jaya yang kreatif, inovatif, produktif, dan mampu berkontribusi membangun masyarakat, bangsa dan negara serta peradaban dunia. Dengan kata lain, transformasi memberikan arti akan perubahan, tetapi perubahan itu harus diletakkan dalam suatu perubahan yang berkesinambungan.
Buku ini ditulis kurang lebih 12 bulan penulis menjabat sebagai Pj Bupati Intan Jaya. Terdiri dari 12 bagian, diantaranyam bagian pertama yakni Pendahuluan. Bagian ini menjelaskan secara singkat tentang pengertian transformasi sehingga memudahkan pembaca untuk memahami buku ini. Bagian kedua mengenai Bangun Komitmen Perubahan. Bagian ketiga: Birokrasi yang Melayani. Menguraikan tentang perubahan yang dilakukan dalam birokrasi. Birokrasi adalah tim dari perubahan. Pemimpin harus menggerakan timnya untuk suatu perubahan. Bagian keempat mengenai Pendidikan: Masa Depan Kita. Di bagian ini penulis menjelaskan tentang pendidikan. Intan Jaya membutuhkan sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan perubahan. Tapi sebelum itu harus lebih dahaulu melakukan transformasi pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia Intan Jaya yang unggul dan siap. Bagian kelima yakni Kesehatan Masyarakat Kita. Sama seperti pendidikan, kesehatan menetukan kualitas SDM Intan Jaya. Untuk menciptakan hal itu kita butuh SDM bidang kesehatan.
Bagian keenam membahas soal Ekonomi, Stabilitas dan Kemandirian. Penulis uraikan masalah ekonomi rakyat Intan Jaya, dan kebutuhan agar pemerintah hadir untuk memacu tumbuh-kembangnya usaha-usaha masyarakat, termasuk berkaitan dengan ketersedian infrastruktur. Bagian ketujuh yaitu Kampung dan Distrik. Masyarakat Intan Jaya adalah masyarakat yang tinggal di kampung dan distrik. Penulis menguraikan apa saja yang dibutuhkan masyarakat di kampung dan di distrik.
Bagian kedelapan yakni Infrastruktur. Di bagian ini penulis menjabarkan tentang infrastruktur. Tanpa infrastruktur masyarakat Intan Jaya hidup biasa-biasa saja bahkan mundur ke belakang. Bagian kesembilan tentang hidup damai. Penulis uraikan tentang pentingnya hidup aman dan damai di Intan Jaya.
Bagian kesepuluh membahas Pelayanan Publik. Penulis memaparkan soal pelayanan publik. Masyarakat butuh pelayanan, butuh juga kanal-kanal untuk menyampaikan aspirasinya. Bagian kesebelas mengulas tentang Pemimpin Perubahan yang Melayani. Sementara bagian keduabelas adalah Penutup yang merupakan rangkuman dan catatan akhir saya pada buku ini.
Transformasi Intan Jaya pada gilirannya menyasar pada transformasi lembaga birokrasi, lembaga sosial, lembaga keluarga, lembaga politik, lembaga pendidikan, lembaga ekonomi, lembaga agama, lembaga budaya, dan lembaga hukum. Semua transformasi pada lembaga ini sangat ditentukan oleh peran pemimpinnya yang sanggup memahami dan menggerakan anggotanya kepada arah dan tujuan yang baru, dan memungkinkan anggota (masyarakat) terlibat secara aktif. @