Judul : Igreja Povo Maromak nian iha Mundo Contemporâneo Transforma na iha época mudança Leitura hermeneutica ba ecclesiología Papa Francisco nian iha naroman Concilio Vaticano II

Penulis : Penulis: Dr. Joel Casimiro Pinto, OFM.

Penerbit : Tollelegi

xviii + 290

cetakan pertama : Desember 2023

ISBN : 

 

Buku ini memuat sebuah refleksi kritis yang oleh penulis merupakan sebuah keprihatian atas perjalanan hidup Gereja sendiri dan kehidupan menggereja di zaman ini yang penuh dengan berbagai macam ragam tantangan,  baik itu dari luar maupun dari dalam Gereja itu sendiri. Kendatipun terombang-ambing oleh gelombang badai zaman, ideologi-ideologi, lebih-lebih antara budaya modern dan post-moderna dengan karakteristik rasionalitas, sekularitas, kepercayaan pada kemajuan (progress) melalui upaya manusia dan pengakuan atas otonomi martabat manusia mempertanyakan gaya hidup yang bersumber pada yang Ilahi, Allah Bapa sendiri.

Bercermin pada situasi ini, Gereja sendiri mengakui bahwa ia membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa keluar dari sikap defensif-apolojetik untuk berdialog dengan dunia modern. Pada akhirnya sampai pada suatu sikap penerimaan yaitu konsentrasi modern pada subyek tidak bertentangan dengan iman. Dengan kata lain, Gereja – melalui Konsili Vatikan II – membuka diri untuk melihat tanda-tanda zaman, dan salah satunya adalah tawaran dari dunia modern itu sendiri. Keterbukaan Gereja untuk berdialog dengan dunia, dengan berbagai budaya dan agama itu mesti diberi penghargaan yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu Gereja mesti membuka ruang untuk pembaharuan transformatif sebagaimana itu tertuang di dalam Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes. Dngan spirit Vatikan II, Paus Fransiskus menyingkapkan mimpi besarnya yakni menyatakan dirinya sebagai agen transformatif, untuk membawa mimpi besar Konsili ini, untuk sampai pada realisasi konkretnya.

Atas keprihatinan tersebut, buku merupakan sebuah refleksif yang dapat membantu. Oleh karena itu, sengaja penulis membuat struktur buku ini dalam 6 (enam) bab yang didahului oleh sebuah pendahuluan dan sebuah kesimpulan umum. Berikut adalah sinopsis setiap dan masing-masing bab:

Bab I buku ini adalah sebuah perspektif historis-sisematica yang mana mengajak para pembaca untuk masuk kembali dalam konteks sejarah anteseden yang juga mempengaruhi kehidupan Gereja, lebih-lebih konteks sejarah yang menghantar Gereja untuk melakukan sebuah refleksi atas kodrat Gereja sebagai misteri dan sakramen Allah di dunia. Setiap konteks memiliki definisi, gambaran dan paradigma tentang Gereja. Dengan demikian, bab ini merupakan presentasi mengenai evolusi paradigma dan pengetahuan mengenai Gereja mulai dari Gerakan Reformasi dan bagaimana Gereja Katolik berupaya untuk melakukan counter Reformasi untuk menjawab situasi dan kondisi tersebut. Counter-Reformasi tersebu memunculkan visi eklesiologis tentang definisi Gereja sebagai Masyarakat Sempurna (Societas Perfecta) dengan karakter triunfalistik, yuridis dan klerikalis.

Konsentrasi dari Bab II adalah mengenai dinamika dan gerakan-gerakan yang terjadi selama Vatikan II; yang mana menghasilkan putusan-putusan yang baik yang bertujuan pastoral bagi kehidupan menggereja di masa yang akan datang. Konsili memanifestasikan dirinya bukan sebagai sebuah konsili yang berbicara tentang hal-hal doktrinal melainkan mengenai perilaku dan tindakan pastoral Gereja. Perilaku-perilaku tersebut menuntut Gereja agar melakukan tugas misinya di dalam sejarah dan oleh karena itu selalu dalam konteks yang baru yang dirumuskan dalam dua katak Aggiornamento dan dialog. Para Bapa Konsili menemukan bahwa aggiornamento dan dialogo membantu kita untuk menyadari dan memahami, melalui berbagai macam tema seperti liturgi, wahyu iman, kehadiran di dunia, dan sebagai yang merupakan realitas fundamental adalah misteri inkarnasi itu.

Bab III dari buku ini akan mempresentasikan tentang landasan biblis dan eklesiologi Vatikan II. Vatikan II berbicara tentang Gereja sebagai misteri dan sakramen fundamental keselamatan Allah yang terealisasi dan hadir dalam dunia. Konsili ini menolak model Gereja yang triunfalistik, klerikalis dan yuridis. Karena itu, Vatikan II mendefinisikan kodrat Gereja sebagai Umat Allah. Itu berarti bahwa Gereja tidak mengacu kepada satu bagian saja, yakni para hirarki saja, melainkan mengacu kepada semua orang yang percaya dan beriman kepada Allah. Terdapat tanggung jawab bersama (co-responsibility) antara para uskup, para imam, para diakon, para religius dan kaum awam dalam misi untuk mewartakan tentang kehadiran Kerajaan Allah di dunia ini.

Bab IV mempresentasikan mengenai panggilan dan peran Umat Allah di lama tugas perutusan Gereja. Bab ini menggarisbawahi bahwa bukan hanya kaum hirarki yang memiliki peran besar melainkan kaum awam diberi tanggung jawab dan peran yang sama-sama penting dan fundamental di dalam Gereja. Dasar dari tugas perutusan ini adalah baptisan. Karena baptisan semua orang dipanggil untuk menjadi umat Allah dan menjadi instrumen Allah untuk mewartakan Kabar Baik kepada setiap orang di dunia ini (cf. Mt 28,19-20).

Bab V dan VI adalah fokus dari buku ini yakni melihat secara lebih dekat eklesiologi Paus Fransiskus. Bab V adalah pembacaan mengenai Gereja sebagai Umat Allah dalam eklesiologi Paus Fransiskus yang dipresentasikan dalam Eksortasi Apostolik Evangelii Gaudium. Bahwa, setelah melakukan studi historis-kritis mengenai Konsili Vatikan II dan definisinya tentang kodrat Gereja, penulis mengajak para pembaca untuk bersama-sama melihat bagaimana Paus Fransiskus sendiri, beberapa momen sesudah pemilihannya sebagai Paus dan tampil di publik, mendeklarasikan dirinya sebagai Vatikan II. Itu berarti bahwa Bapa Suci memiliki mimpi besar untuk melakukan pembaharuan di dalam Gereja atas dasar spirit Vatikan II itu sendiri.

Bap VI merupakan refleksi teologis Paus Fransiskus tentang teologi umat (Teologia del popolo). Teologi umat atau dalam istiralah awamnya adalah teologi rakyat merupakan tipikal teologi pembebasan ala Argentina yang mana berbeda dengan teologi pembebasan dari negara lain di Amerika Latin. Teologi ini ikut membentuk visi teologis Paus Fransiskus (ketika itu masih sebagai Uskup Agung dan Kardinal di Buenos Aires, Argentina) tentang Gereja Umat Allah. Menurut Paus Fransiskus,  refleksi teologis tentang Gereja sebagai Umat Allah harus termanifestasi dalam tindakan konkret Gereja yang miskin bagi kaum miskin.

 

Tentang Penulis:

Pe. Dr. Joel Casimiro Pinto, OFM

Adalah seorang imam fransiskan yang berasal dari Timor-Leste. Beliau adalah anggota Ordo Fratrum Minorum Provinsi Santo Mikhael Malaikat Agung – Jakarta, Indonesia dan Fundasi Santo Antonius Timor-Leste. Menyelesaikan studi S1dan Bakaloreat pada Program Studi Teologi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jln. Rawasari – Cempaka Putih Indah, No. 100A, Jakarta Pusat, dari tahun 2002-2008.

Kemudian menyelesaikan studi Licenciat dan Doktoralnya pada Pontificia Università Antonianum, Roma, dengan disertasi berjudul Logos sebagai Jembatan Dialogo antara Humanisme Sekuler dan Humanisme Kristiani. Sebuah Pembacaan Hermeneutis atas Kontribusi dari Zygmunt Baumn, Julia Kristeva, Romano Guardini dan Joseph Ratzinger-Benediktus VI. Dalam Bahasa Italia: Il Logos come ponte del dialogo tra umanesimo secolare e umanesimo cristiano. Una Lettura Ermeneutica dei contributi di Zygmunt Bauman, Julia Kristeva, Romano Guardini e Joseph Ratzinger-Benedetto XVI.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here