Judul Buku : Ateng Edowai : Pemimpin yang Melayani
Penulis : Yefri Edowai
Spesifikasi : 15 x 23 cm ; 332 halaman
Cetakan Pertama, Oktober 2023
Penerbit : Tollelegi
Buku yang sedang dibaca ini menyajikan riwayat hidup, pandangan, dan tindakan Bupati Deiyai, Papua Tengah, Ateng Edowai. Sosoknya pantas diabadikan dalam sebuah buku karena kiprah dan kesuksesannya membangun Deiyai yang awalnya kabupaten pemekaran menjadi kabupaten yang setara dengan kabupaten-kabupaten lain di Papua, termasuk Paniai sebagai kabupaten induk.
Sebagai kabupaten pemekaran yang baru memasuki usia 15 tahun, beberapa aspek pembangunan yang terjadi di Deiyai yang berada di pegunungan tengah Papua itu sudah sangat jauh berkembang. Seiring perkembangan itu, nama Ateng Edowai sebagai Bupati pun ikut dibicarakan sebagai figur penting di balik kesuksesan kabupaten ini.
Memang, sejak Ateng Edowai dilantik menjadi Bupati Deiyai pada 20 Februari 2019 tidak ada yang meragukan kemampuannya. Bahkan banyak kalangan justru menaruh harapan agar Ateng Edowai bisa mengatasi persoalan-persoalan di Kabupaten Deiyai dan membawa kabupaten ini bergerak lebih cepat dalam pembangunannya. Soalnya sederhana, bahwa Ateng Edowai yang merupakan putra asli Deiyai ini dianggap sangat mengenal Deiyai. Pengalamannya sebagai guru, kemudian menjadi anggota DPRD Deiyai dua periode, sudah dapat meyakinkan publik bahwa Ateng layak memimpin Deiyai.
Di luar faktor pengenalan akan kondisi riil masyarakat, karakter Ateng Edowai dirasa sangat menjawab kebutuhan masyarakat. Sikap mau mendengar, rendah hati, suka berbela rasa, dianggap sebagai sikap dari seorang pemimpin yang dibutuhkan masyarakat.
Harapan-harapan masyarakat terhadap Bupati Ateng Edowai di awal kepemimpinan ternyata tidak meleset. Setahun dua tahun memimpin Deiyai, Ateng Edowai tidak mengubah sedikit pun karakter yang dimilikinya. Dengan mengenal baik Deiyai ditambah dengan karakter yang dimilikinya sebagai seorang pemimpin pelayan, ia membawa Deiyai pada suatu perkembangan baru yang sungguh menjawab kebutuhan masyarakat. Tidak heran jika ia selalu mengusung moto hidup: Cintailah pekerjaanmu, maka pekerjaan yang lain akan datang menghampirimu
Sebagai bupati, Ateng Edowai tidak sekadar seorang kepala pemerintah daerah, melainkan sebagai pemimpin yang dihormati dan seorang bapak yang mengayomi masyarakatnya. Sebagai pemimpin, Ateng Edowai konsisten menunjukan integritas, keberanian mengambil risiko, dan bertanggungjawab. Sebagai bapak, Ateng memiliki sikap menyayangi dan selalu memberi dukungan kepada masyarakatnya. Ia menjadi teman dalam suka dan duka hidup masyarakatnya.
Baik sosok sebagai pemimpin dan bapak untuk masyarakatnya, Ateng Edowai kemudian lebih dikenal sebagai sosok pemimpin yang melayani. Ia mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri dan mencurahkan seluruh perhatian hanya untuk melayani masyarakat.
Memang, tak banyak publikasi tentang dirinya dan perbuatannya. Dalam politik saat ini yang penuh dengan pencitraan tentu saja hal ini sangat disayangkan. Tapi apa mau dikata, jalan yang dipilihnya sebagai pemimpin yang melayani membawanya untuk lebih mengedepankan pihak-pihak yang dilayani ketimbang dirinya sendiri. Ini konsekuensi dari seorang yang mengikhtiarkan dirinya hanya sebagai seorang pelayan. Dalam pikiran dan tindakannya, yang dituju adalah pelayanan, bukan dirinya sendiri.
Pilihan karekater pemimpin sebagai pemimpin yang melayani sungguh tepat, baik dalam konteks perubahan cara pandang tentang pemerintahan yang banyak berbicara tentang pelayanan publik, juga relevan dalam konteks masyarakat Deiyai yang sudah lama tidak tersentuh pembangunan.
Figur dan sosok seperti Bupati Deiyai Ateng Edowai ini tentu merupakan figur yang menarik untuk dibicarakan, salah satunya melalui penerbitan buku ini. Bagaimanapun, apa yang dilakukan oleh seorang yang dianggap memiliki keteladanan patutlah dipublikasikan agar siapa pun dan lebih khusus masyarakatnya bisa memiliki bahan dasar untuk sebuah refleksi, baik untuk diri sendiri, maupun untuk masyarakat secara umum yang berhubungan dengan pemimpin dan kepemimpinan itu.
Di luar itu, oleh karena pemimpin tidak bisa lepas dari masyarakat yang dipimpinnya, maka kehadiran buku ini pun memberi sumbangan kepada siapa pun untuk menelusuri lebih jauh tentang perkembangan satu masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Kata orang, segala sesuatu akan hilang, kecuali kata yang tertulis. Maka buku adalah jawabannya. Dan melalui buku ini, Bupati Ateng Edowai memperoleh kesempatan dibaca Masyarakat. Buku ini sekaligus memberi koreksi dan masukan kepadanya.
Itulah sebabnya, buku yang diberi judul “Ateng Edowai: Pemimpin yang Melayani” ini sekurang-kurangnya dapat menjawab pertanyaan: Apa yang membuat sosok Ateng Edowai menarik serta menjadi teladan bagi masyarakatnya? Dan, hasil pembangunan seperti apa yang dihasilkan oleh pemimpin berkarakter pelayanan ini?
Untuk menjawab pertanyaan itu, buku ini dibagi dalam beberapa bagian. Pertama, Bagian Pendahuluan yang mengungkapkan alasan menulis buku ini dan gambaran singkat tentang isi buku ini. Bagian kedua mengulas tentang kepemimpinan yang melayani atau Servant Leadership dan pelayanan publik. Bagian ini juga menguraikan hubungan antara servant leadership dan pelayanan publik.
Bagian ketiga menguraikan tentang kelahiran, masa kecil dan pendidikan Bupati Ateng Edowai. Bagian ini mengurai tentang karir dan pekerjaan hingga Ateng Edowai menjadi politisi. Bagian keempat sekilas menguraikan tentang Kabupaten Deiyai, baik secara budaya, ekonomi dan perubahan yang tengah dihadapi masyarakatnya. Bagian kelima membahas soal visi misi dan tindakan konkret yang dilakukan Bupati Ateng Edowai selama menjabat Bupati Deiyai, sekurang-kurangnya dalam empat tahun ini.
Lantas, pada bagian Penutup Kilas Balik, pembaca dapat menemukan rangkuman dari keseluruhan buku ini. Namun, tidak sekadar rangkuman, bab ini juga menceritakan kilas balik yang mengungkapkan sisi-sisi terpenting karakter kepemimpinan dan hasil pembangunan yang diperoleh.
Setidaknya, apa yang dimunculkan buku ini dapat memberi pelajaran kepemimpinan pada tiga hal. Pertama, tekad kuat seorang pemimpin untuk merampungkan persoalan masyarakat hanya bisa dijalankan bila pemimpin itu memiliki pengetahuan yang baik tentang masyarakat itu sendiri. Pengetahuan ini tidak saja berasal dari kemampuan membaca masyarakat secara intelektual, tetapi juga kesediaan mendengar serta merekam suara hati rakyat.
Kedua, pengetahuan dan sikap yang dimiliki pemimpin hanya bisa diakui bila dibuktikan melalui program-program nyata yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat. Sikap-sikap tersebut bisa dilihat dari jejak rekam sebelum menjadi pemimpin dalam hal ini menjadi Bupati Deiyai. Jadi, ada proses dialektika antara sikap dan karakter dengan tindakan sebagai cara mendinamisasikan tujuan pembangunan di Deiyai.
Ketiga, oleh karena pemimpin tetap menjadi faktor yang menentukan serta membangkitkan motivasi dari berjalannya suatu program dan kebijakan, maka tindakan-tindakan spontan yang diakui ada dalam diri Bupati Deiyai Ateng Edowai hanya dapat dilihar dari tindakan yang terlahir dari ketulusan, rendah hati, dan penghormatan akan martabat manusia.
Buku ini menarik untuk dibaca semua kalangan yang peduli akan perkembangan masyarakat Papua Tengah umumnya dan masyarakat Deiyai khususnya. Tema-tema yang diangkat dalam buku ini tidak hanya berhubungan dengan kiprah Bupati Deiyai, tapi juga merupakan pergumulan masyarakat yang sedang bergerak menjemput perubahan.@