Penjabat Gubernur Provinsi Papua Selatan (PPS), Dr.Ir.Apolo Safanpo,ST.,MT berkenan memberikan Kata Sambutan atas penerbitan Buku berjudul “Konflik Papua – Kepungan Multi Kepentingan Peluang Diadu Domba” yang terbit pada pekan kedua Maret 2023.

“Saya menyambut baik dan mengucapkan Selamat dan Sukses atas terbitnya buku Konflik Papua – Multi Kepentingan dan Peluang Diadu Domba,” tulis Gubernur Apolo mengawali Sambutannya.

Lebih lanjut, Gubernur Apolo mengatakan, apabila cermat membaca Buku yang kini berada di tangan anda maka,  kita dapat mengetahui  bersama bahwa Buku  ini merupakan salah satu media informasi dan komunikasi yang sarat makna. Denyut jantung kehidupan masyarakat saat ini sangat ditentukan oleh lalu lintas informasi.

Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo

Peran media (media massa arus utama, buku, media online, audio dan audio-visual) sangatlah menentukan perilaku manusia dalam bereaksi, berinteraksi dan berkreasi.

Masyarakat Papua Selatan telah pula menjadi bagian dari masyarakat informasi ini. Wajah dan peta kehidupan masyarakat Papua Selatan banyak juga ditentukan oleh interaksi informasi lewat media itu.

“Kita bersyukur akan perkembangan masyarakat informasi ini. Buku sebagai salah satu media komunikasi modern dapat membantu manusia apabila buku itu menyegarkan hati dan mengembangkan budi, serta bisa dimanfaatkan untuk Pendidikan Nilai, membangun sikap kritis, menyebarluaskan informasi yang bermanfaat, dan menyediakan hiburan yang sehat,” kata Gubernur Apolo.

Buku  “Konflik Papua –  Multi Kepentingan dan Peluang Diadu Domba” yang kita baca dan menyimaknya kiranya dapat meningkatkan kecerdasan, membangun sikap kritis, memupuk interaksi dengan masyarakat yang beragam, serta meningkatkan pemahaman  yang utuh mengenai kehidupan dan kemanusiaan sejati bagi setiap warga masyarakat di seluruh Tanah Papua pada umumnya dan secara  khusus di Provinsi Papua Selatan.

Buku ini, kata Gubernur Apolo,  merupakan salah satu media pendidikan nilai. Nilai-nilai kehidupan yang paling banyak dipaparkan dan yang ditawarkan Penulis kepada kita di dalam buku ini adalah nilai Perdamaian, Rekonsiliasi, Keadilan, Persaudaraan, Persahabatan, dan  Solidaritas Universal.

Nilai-nilai ini akhirnya dihargai dan disadari sebagai hal yang indah, yang memerkaya khazanah harkat dan martabat manusia. Nilai-nilai ini  dianggap sebagai sesuatu  yang layak dimiliki, dan karena itu diambil keputusan untuk menjadikan nilai itu sebagai pegangan atau pedoman di dalam kehidupan kita bersama bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia.

Pada bagian akhir dari buku ini, lanjut Gubernur Apolo, Penulis melampirkan  pokok-pokok pemikiran saya (ketika masih menjabat sebagai Rektor Universitas Cenderawasih) tentang penyelesaian masalah Papua melalui jalan Rekonsiliasi dan Restitusi  yang disampaikan pada kesempatan FGD Kerjasama antara Dewan Ketahanan Nasional (WANTANAS)  dengan Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD)  pada 3-6 Januari 2019 di Jakarta bertajuk: “Penyelesaian Masalah Papua Secara Bermartabat Dan Menyeluruh”.

Rekonsiliasi  juga merupakan salah satu nilai hidup yang harus dimiliki setiap orang  di dalam kehidupan setiap hari.

“Hanya dengan pengungkapan kebenaran, saling memaafkan (Rekonsiliasi) dan ganti rugi (Restitusi), dapat menyentuh rasa keadilan,” tulis saya pada materi presentasi FGD itu.

Buku “Konflik Papua-Multi Kepentingan dan Peluang Diadu Domba” merupakan hasil  karya original Peter Tukan  dengan jumlah halaman utama 406 halaman, Penerbit Tollelegi, Matraman,Jakarta Timur, ISBN:978-623-7040-25-5. Buku ini merupakan sebuah Seri Dokumentasi.

Mantan Pemimpin Umat Katolik Keuskupan Jayapura, Uskup (emeritus) Mgr. Leo Laba Ladjar,OFM dan mantan Panglima Darurat Militer di Timor Timur/mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat-WAKSAD) Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri mendapat kehormatan menulis Pengantar (Prolog) Buku. Sedangkan mantan Komandan Paspampres/mantan Sekjen WANTANAS/mantan Kepala BNPB, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo didaulat menulis Penutup (Epilog) Buku ini.

Isi  dan makna tulisan dari tiga Penulis Prolog dan Epilog ini sangat berbobot:  prospektif-visioner-berdaya jangkau ke masa depan Tanah Papua.

UU Nomor 14 Tahun 2022 telah melahirkan  Provinsi Papua Selatan.  Pada 11 November 2022,  Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian atas nama Presiden RI, Joko Widodo meresmikan Provinsi Papua Selatan  sekaligus melantik Dr.Ir.Apolo Safanpo,ST.,MT  menjabat Penjabat Gubernur Papua Selatan. Dalam proses pembentukan Pemerintahan di Provinsi Papua Selatan, Gubernur Apolo  menunjuk   Peter Tukan yang telah  memiliki pengalaman  sangat lama di bidang Jurnalistik dan Kehumasan sebagai  anggota Tim Ahli  Gubernur Bidang Media.

Peter Tukan menekuni bidang karya jurnalitik sejak Juni 1983 (dimulai dengan menjadi koresponden Mingguan HIDUP, Jakarta dan Mingguan DIAN Ende-Flores). Dia  pernah memimpin Biro Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN ANTARA)  Papua dan pernah pula berkpirah di bidang Kehumasan ketika sempat berkarya di Departemen Komunikasi (Corporate Communication Department) PT Freeport Indonesia (PTFI) 1 September 2010 – 31 Desember 2020.

Jika sekarang kita sedang menapaki Tahun 2023 maka itu berarti  telah 40 tahun lamanya, Peter berkecimpung di “dunia tulis menulis”.

Peter Tukan

Peter terbilang cukup  “kenyang” dengan pengalaman  jurnalistik – memburu berita dan informasi  di dua wilayah konflik politik dan pertikaian senjata yang kronis dan krusial yakni Timor Timur (kini Negara berdaulat  Timor Leste dan Tanah  Papua). Jauh berjalan, banyak dilihat – lama hidup,  banyak dirasakan!

Pada 26 Agustus 2022, Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan  Keputusan Presiden,  Nomor 17 Tahun 2022 tentang Pembentukan  Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia Yang Berat Masa Lalu (Tim PP HAM)  dimana Dr.Ir.Apolo Safanpo,ST.,MT dan Peter Tukan  justru berada di dalam Tim PP HAM ini, Apolo  sebagai salah satu anggota Tim Pelaksana  (Tim Utama) yang diketuai  Prof. Dr. Makarim Wibisono,   sedangkan Peter Tukan sebagai salah satu dari enam  anggota Tim Penulis PP HAM. Penulis Buku ini    menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (kini IFTK), Ledalero, Flores, NTT. (Ronnie)

======

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here